Senin, 24 Oktober 2011

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN - PENANAMAN KARET

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), disingkat PTPN IX, dibentuk berdasarkan PP No. 14 Tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996. Perusahaan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan penggabungan kebun-kebun di wilayah Jawa Tengah dari eks PTP XV-XVI dan PTP XVIII. PTPN IX mengusahakan komoditi teh, karet, kopi, kakao dan tebu dengan areal konsesi seluas 39.137 ha. Budidaya karet diusahakan pada areal seluas 23.546,11 ha, teh 1.471,28 ha, kopi 3.028 ha, kakao 2.432,81 ha dan tanaman tebu seluas 7.422 ha serta beberapa ha tanaman kapuk. PTPN IX juga mengelola areal tebu rakyat intensifikasi seluas 31.475 ha dan sebagian kecil areal kapas rakyat. Produksi karet 12.529 ton/tahun, lateks pekat 4.500 ton/tahun, teh 2.950 ton/tahun, kopi 1.623 ton/tahun, kakao 1.050 ton/tahun, gula 143.332 ton/tahun, dan tetes 99.580 ton/tahun.
Karet merupakan sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa negara yang dapat  mendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Indonesia sebagai negara dengan luas areal terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, namun masih menghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet rakyat yang merupakan mayoritas (91%) areal karet nasional dan ragam produk olahan yang masih terbatas, didominasi oleh karet remah (crumb rubber).
Karet merupakan komoditas ekspor yang mampu memberikan kontribusi didalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1 juta ton tahun 1985 menjadi 1,3 juta ton tahun 1995 dan 1,9 juta ton tahun 2004. Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2,25 milyar, merupakan 5% dari pendapatan devisa non-migas. Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan (Ardi,2009).
Kondisi agribisnis karet saat ini menunjukkan bahwa karet dikelola oleh rakyat, perkebunan negara dan perkebunan swasta. Pertumbuhan karet rakyat masih positif walaupun lambat yaitu 1,58%/tahun, sedangkan areal perkebunan negara dan swasta samasama menurun 0,15%/tahun, maka tumpuan pengembangan karet akan lebih banyak pada perkebunan rakyat. Namun, luas areal kebun rakyat yang tua, rusak dan tidak produktif mencapai sekitar 400 ribu hektar yang memerlukan peremajaan. Persoalannya adalah bahwa belum ada sumber dana yang tersedia untuk peremajaan.
Adanya peningkatan permintaan dunia terhadap komoditas karet ini di masa depan, maka upaya untuk meningkatkan pendapatan petani melalui perluasan tanaman karet dan peremajaaan kebun bisa merupakan langkah yang efektif untuk dilaksanakan. Hal ini perlu diadakan bantuan yang bisa memberikan modal bagi petani atau pekebun swasta untuk membiayai pembangunan kebun karet dan pemeliharaan tanaman secara intensif
 Tingkat hilir, jumlah pabrik pengolahan karet sudah cukup, namun selama lima tahun mendatang diperkirakan akan diperlukan investasi baru dalam industri pengolahan, baik untuk menghasilkan crumb rubber maupun produk-produk karet lainnya karena produksi bahan baku karet akan meningkat. Kayu karet sebenarnya mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan furniture tetapi belum optimal, sehingga diperlukan upaya pemanfaatan lebih lanjut (Ardi,2009).
Hutan krumput mempunyai bentuk permukaan tanah yang berbukit-bukit, sehingga mempunyai relief perbukitan dengan ketinggian antara 50-300 m dan relief pegunungan dengan ketinggian 730 m. daerah ini tersusun dari bahan induk vulkanik intermediet. Bahan induk dari batuan beku dicirikan dengan tidak mempunyai kandungan fosil, teksturnya mampat,padat, serta berstruktur homogen dengan bidang permukaan yang sama ke semua arah dan sesuai dengan proses pembentukannya. Batuan beku vulkanik intermediet merupakan batuan yang mencapai permukaan bumi dalam keadan cair, dan proses pembekuannya berlangsung di atas permukaan bumi dengan kadar SiO2 antara 52-65 % (Angger,2010).
Jenis klon-klon yang ditanam di Kebun Krumput adalah PB260, BPN24, BPN1 dan RRIC 100. Budidaya tanaman karet ini mempunyai banyak tahapan-tahapan. Untuk menghasilkan tanaman yang baik, maka harus di okulasi. Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul. Dari hasil okulasi akan diperoleh bahan tanam karet unggul berupa stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polibag, atau stum tinggi. Mata entres merupakan bagian atas dari tanaman dan dicirikan oleh klon yang digunakan sebagai batang atasnya (Chairil,2001).

B. Tujuan
1.      Mengetahui cara pembuatan lubang untuk tanaman karet.
2.   Mengetahui cara penanaman karet yang benar.

II. Bahan dan Alat
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum penanaman diantaranya adalah cangkul, pisau, ajir, cengkrong,meteran, dan tugal.
B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum penanaman diantaranya adalah bibit  tanaman karet dari kebun okulasi, pupuk kandang, tanah, Rootone F.

III. Prosedur Kerja
1.      Olahlah tanah dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat larikan antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20 cm.
2.      Buatlah lubang tanam ukuran 40x40x40 cm.
3.      Biarkan lubang tanam sekitar 1 bulan.
4.      Berilah ajir dari bambu ukuran 20-30 cm.
5.      Tanamlah batang karet.
6.      Tutuplah kembali tanah tersebut.
7.      Pupuklah dengan urea 50 gram dan SP36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar per tanaman.

IV. Hasil Pengamatan
kebun karet

Penanaman tanaman karet sesuai garis kontur. Tanaman diambil dari kebun okulasi. Klon-klon yang ditanam adalah klon RRIC 100, PB260, BPN24, dan BPN1. Kebun okulasi letaknya terpisah dari tanaman utama. Lokasi kebun okulasi lebih tinggi di bandingkan dengan kebun utama.
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cangkul atau tugal. Lubang tanam itu sedalam 40 cm, selebar 40 cm dan sepanjang 40 cm. Selanjutnya diberi ajir setinggi 20 cm. Tanah yang digunakan untuk penanaman adalah tanah lapisan topsoil sampai subsoil. Hal ini karena banyak humus untuk membantu pertumbuhan. Pembuatan lubang tanam jangan terlalu dalam agar pertumbuahan tanaman karet yang masih muda dapat optimal. Lubang tanam dibiarkan selama 1 bulan. Pupuk yang digunakan adalah urea 50 gram dan SP36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar per tanaman.
V. Pembahasan




Cara Pengajiran Menurut Kontur


Bibit sebelum ditanam terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh bahan tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain : berproduksi tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain:
1. Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.
2. Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas
3. Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral
4. Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Putih) (Hanspari,2010).
Cara-cara penanaman karet yang benar, antara lain:
1.      Penanaman karet dilakukan pada musim hujan besar.
2.      Bibit yang polibegnya robek harus diikat dengan tali agar tidak pecah ketika diangkut ke lapangan.
3.      Bibit yang didistribusikan ke lapangan diletakkan di samping lubang tanam dalam lubang disesuaikan dengan tinggi polibeg.
4.      Dasar polibag disayat dengan pisau dan bibit diletakkan dalam lubang tanam. Bagian samping plastik disayat dan dilepaskan dari bibit, diletakkan di atas pancang sebagai tanda bahwa palstik sudah dibuka.
5.      Arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulasi diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras. Saat penanaman, pertautan okulasi diatur sedemikian rupa sehingga setelah ditimbun tanah, pertautan okulasi akan tertimbun sekitar 10 cm di bawah permukaan tanah. Setelah persyaratan dipenuhi, tanah sub soil ditutupkan terlebih dahulu kemudian disusuk dengan tanah top soil. Pemadatan tanah dilakukan dengan tangan mulai dari bagian pnggir ke arah tengah atau diinjak pelan-pelan tetapi jangan sampai mengenai tanah polibeg. Tanah pada bagian tanaman dibuat cembung untuk menghindari air hujan yang menggenang (Pakpahan,2009).
Jarak tanam 7 m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak
 523 batang bibit karet (Hanspari,2010).
Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari stress di lapangan. Pengangkutan kecambah menggunakan ember yang berisi air. Penanaman kecambah dilakukan dengan cara menugal tanah sedalam 5 cm dengan menggunakan kayu atau benda yang runcing. Akar harus berada seluruhnya di dalam tanah dan permukaan biji rata dengan tanah (biji jangan dilepas dari kecambah). Kemudian tanah di sekitar lubang di padatkan dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman, lalu di siram untuk melembabkan. Penyiraman bibit harus dilakukan pada setiap pagi hari terutama pada musim kemarau (Pakpahan,2009) .
Umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar (Anwar,2001).

VI. Kesimpulan
1. Pembuatan lubang tanam untuk pertanaman karet dengan ukuran 40x40x40 cm. Pembuatan lubang tanam dengan cangkul kemudian diukur dengan meteran. Bila keadaan sudah siap, maka bisa didiamkan selama 1 bulan. Kemudian diberi ajir setinggi 20 cm.
2.   Penanaman karet dilakukan setelah lubang tanam didiamkan selama 1 bulan. Klon karet yang akan ditanam diambil dari kebun okulasi. Bibit yang polibagnya robek harus diikat dengan tali agar tidak pecah ketika diangkut ke lapangan. Bibit yang didistribusikan ke lapangan diletakkan di samping lubang tanam dalam lubang disesuaikan dengan tinggi polibag. Dasar polibag disayat dengan pisau dan bibit diletakkan dalam lubang tanam. Bagian samping plastik disayat dan dilepaskan dari bibit, diletakkan di atas pancang sebagai tanda bahwa palstik sudah dibuka. Arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulasi diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras. Saat penanaman, pertautan okulasi diatur sedemikian rupa sehingga setelah ditimbun tanah, pertautan okulasi akan tertimbun sekitar 10 cm di bawah permukaan tanah. Setelah persyaratan dipenuhi, tanah sub soil ditutupkan terlebih dahulu kemudian disusuk dengan tanah top soil. Pemadatan tanah dilakukan dengan tangan mulai dari bagian pnggir ke arah tengah atau diinjak pelan-pelan tetapi jangan sampai mengenai tanah polibeg. Tanah pada bagian tanaman dibuat cembung untuk menghindari air hujan yang menggenang.




Daftar Pustaka

.

Angger.2010.Ilmu Tanah.http://www.ang-poenya.blogspot.com.Diakses tanggal 9 Januari 2011.

Anwar,Chairil.2001.Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet.Pusat Penelitian Karet,Medan.

Ardi,Rio.2009.Karet (Havea brasiliensis) Budi Daya Dan Penanamannya.http://www.rioardi.blogspot.com.Diakses tanggal 9 Januari 2011.

Darmawijaya,Isa.Klasifikasi Tanah.1990.Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Hanspari,Christ.2010.Karet.Diakses tanggal 9 Januari 2011.
Junaidi,Triyono.2008.Budidaya Karet.Diakses tanggal 9 Januari 2011.
Pakpahan,Effendi.2009.Teknis Budidaya Tanaman Karet.Disampaikan pada :Pertemuan Sosialisasi Kegiatan Pengawalan Peremajaan Karet Non Revitalisasi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara Tanggal 21 November 2008.Medan.
Setyamidjaya,Djohana.1993.Karet Budidaya dan Pengolahannya.Kanisius, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar